15 December 2013

PEGANGLAH TANGANNYA DAN MAAFKANLAH

share dari link fb ~Bicara Hidayah

PEGANGLAH TANGANNYA DAN MAAFKANLAH 

Memang, melupakan sekaligus memaafkan kesalahan orang lain termasuk perbuatan yang sangat berat. Seolah-olah pekerjaan memindahkan sebuah gunung dan bukit. Apalagi luka yang mereka ukir di dalam sanubari kita begitu dalam dan lebar. Sepertinya mudah di ucapkan tapi tidak semua orang mampu melakukan dengan ikhlas.

Namun kita tetap di tuntut untuk memaafkannya, terlebih ketika dia sudah meminta maaf kepada kita.

Mengapa demikian? Bukankah kita ketika berbuat salah juga ingin dimaafkan? Karena itu maafkanlah dia.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa yang didatangi saudaranya yang hendak meminta maaf, hendaklah memaafkannya, apakah ia berada dipihak yang benar ataukah yang salah, apabila tidak melakukan hal tersebut (memaafkan), niscaya tidak akan mendatangi telagaku (di akhirat).” (HR Al-Hakim)

“Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan.” (HR Ath-Thabrani)

“Barangsiapa senang melihat bangunannya dimuliakan, derjatnya ditingkatkan, maka hendaklah dia mengampuni orang yang bersalah kepadanya, dan menyambung (menghubungi) orang yang pernah memutuskan hubungannya dengan dia.“ (HR Al-Hakim)

“Jika hari kiamat tiba, terdengarlah suara panggilan, “Manakah orang-orang yang suka mengampuni dosa sesama manusianya?” Datanglah kamu kepada Tuhan-mu dan terimalah pahala-pahalamu. Dan menjadi hak setiap muslim jika ia memaafkan kesalahan orang lain untuk masuk syurga.” (HR Adh-Dhahak dari ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu)

Fudail bin Iyad berkata: “Jiwa kesatria ialah memaafkan kesalahan-kesalahan saudaranya.”

||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||

Anas radhiallahu ‘anhu berkata: 

“Ketika Rasulullah shalallahu Alaihi Wassallam duduk diantara kami, tiba-tiba ia tersenyum sehingga nampak gigi serinya, maka umar bertanya:

”Apakah yang menyebabkan tertawamu Ya Rasulullah?”

Jawab baginda: ”Ada dua orang berlutut di hadapan Tuhan Rabbul Izzati. Lalu yang satu berkata: ”Aku menuntut hakku yang dianiaya oleh kawanku itu.”
Maka Allah menyuruh orang yang menganiaya: ”Kembalikan haknya.”
Orang itu menjawab: ”Tiada sesuatupun hasanahku (kebaikanku).”
Maka berkatalah orang yang menuntut itu: ”Suruhlah ia menanggung dosaku.”

Tiba-tiba Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mencucurkan airmatanya menangis sambil bersabda:

”Sesungguhnya hari itu sangat ngeri, hari dimana tiap-tiap orang ingin kalau orang lain menanggung dosanya. Lalu Allah Ta’ala berfirman kepada yang menuntut:

“Lihatlah keatas kepalamu, perhatikanlah syurga-syurga itu. Maka ia mengangkat kepalanya lalu berkata: “Ya Tuhan, aku melihat gedung-gedung dari emas yang bertaburkan mutiara, untuk nabi yang manakah?”

Allah menjawab: ”Itu untuk siapa saja yang membayar harganya.”
Ia bertanya: “Siapakah yang dapat membayar harganya?”
Allah menjawab: ”Engkau mempunyai harganya.”
Ia berkata: “Apakah itu Ya Tuhan?”
Allah menjawab: ”Memaafkan kawanmu itu.”
Lansung ia berkata: “Aku memaafkan dia.“

Maka Allah berfirman: ”Peganglah tangan kawanmu itu dan masuklah kalian berdua ke syurga.“

Kemudian Rasulullah membaca “Fattaqullaaha wa ashlihuu dzaata bainikum, sebab Allah memperbaiki (mendamaikan) antara kaum mukminin dihari kiamat.“ (HR Abu ya’la Al Maushili)

||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||

Nabi Muhammad Shalallahu bersabda kepada Uqbah:

“Ya Uqbah maukah engkau kuberitahukan tentang akhlak penghuni dunia akhirat yang paling utama? “Apa itu Ya Rasulullah? 

“Yaitu menghubungi orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberi orang yang menahan pemberiannya kepadamu, memaafkan orang-orang yang pernah menganiayamu.“ (HR Al-Hakim dari Uqbah bin Amir Al-Juhani )

Sementara itu, kalau ia belum mau taubat dan minta maaf, maka doakanlah agar suatu saat dia menyadari akan kesalahan yang dia lakukan dan bertaubat atasnya. Kalau kita tidak mau memafkannya sama artinya kita membiarkannya menanggung dosa dan berjalan menuju ke neraka. Jika demikian alangkah naifnya kelak kita di hadapan Allah.

Janganlah kita bersikukuh untuk enggan memaafkan orang lain, karena akan menyebabkan dosa kita tidak pernah diampuni oleh NYA. Bukankah ini merupakan kerugian besar yang menimpa seseorang?

“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang.” (An-Nuur: 22)

“Barangsiapa yang tidak mau memberi ampun kepada orang, maka ia tidak akan diberi ampun.“ (HR Ahmad dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu)

Mari kita belajar dari sifat pemaafnya Allah kepada para hamba–NYA yang telah membunuh para wali-NYA. Sifat pemaaf Rasulullah pada umat yang menyakitinya. Teladan para sahabat radhaillahu anhum yang mau berlapang dada kepada saudaranya yang telah menyinggung perasaannya.

Ucapkanlah ucapan kasih sayang padanya:

“Pada hari ini tidak ada cercaan kepada kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan DIA adalah Maha Penyayang diantara Penyayang.” (Yusuf: 92)

Inilah ucapan Nabi Yusuf ‘alaihisallam kepada saudaranya, ketika mereka minta maaf atas kesalahan yang mereka lakukan di masa lalu.

Wallahu a’lam bishawwab.

Kredit: lenteradankehidupan.blogspot.com
_______________
Shared By: bicara.hidayah ( .. buat diriku ..)
Bicara Hidayah - Bicara Hati ღ
☆ ⋆ ☆ ⋆ ☆ ⋆ ☆

No comments:

Post a Comment