06 November 2013

BERSHALAWAT; MENCIPTAKAN KELAPANGAN DI DALAM DADA

shared Bicara Hidayah's status.
BERSHALAWAT; MENCIPTAKAN KELAPANGAN DI DALAM DADA

Bershalawat dapat menghilangkan keresahan dan kesuntukan. Jika kita sedang suntuk, pengap, tidak ada gairah hidup, maka banyak-banyaklah bershalawat kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Bershalawat kepada Rasulullah artinya meminta agar perhatian Rasulullah kepada kita.

Allah berfirman:

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzaab: 56)

Ayat ini turun bukan hanya untuk sahabat Nabi, namun ayat ini turun sampai dengan manusia di akhir zaman. Ini artinya bahwa ayat ini memerintahkan kita juga untuk bershalawat kepada Rasulullah, sekalipun Rasulullah sudah meninggal 14 abad yang lampau. Ubay bin Ka’ab bertanya kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم, 

“Wahai Rasulullah, berapa banyak saya harus mengucapkan shalawat untukmu?”
Rasulullah menjawab, “Sesukamu.”
Lalu Ubay bertanya lagi, “Apakah seperempat atau dua pertiga?”
Rasulullah menjawab, “Sekehendakmu. Dan jika engkau tambahkan, maka itu lebih baik.”

Jadi, makin banyak kita bershalawat kepada Nabi, maka akan semakin bagus. Ini adalah jaminan dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم. 

Lalu Ubay kemudian bertanya lagi, “Apakah shalawatku untukmu seluruhnya?”
Rasulullah menjawab, “Karena itu, dosamu akan diampuni, dan kesedihanmu akan dihilangkan.”

Berarti Rasulullah proaktif memintakan untuk orang yang suka bershalawat terhadapnya agar Allah mengampuni dosa orang tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah: 

“Dan kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk dita`ati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (An-Nisaa: 64)

Jadi, jika kita rajin bershalawat kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم, maka “dosa kita akan diampuni, dan kesedihan akan dihilangkan.” (HR Tirmidzi)

Jangan pernah merasa rugi bershalawat terhadap Rasulullah. Dua dalil menguatkan mengenai hal ini. Dengan bershalawat, maka rasa sedih dan duka bisa hilang. Jadi, jika kita malas bershalawat, maka akan ada dua poin yang akan kita rasakan:

1) Barangsiapa yang membaca shalawat untukku sekali, maka Allah akan membalas dengan sepuluh shalawat baginya. Jika seseorang tidak bershalawat sekalipun, maka itu artinya dia tidak akan mendapat shalawat dari Allah. 

2) Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku, kata Rasulullah, pada malam Jum’at dan hari Jum’at. Sebab shalawat kalian diperlihatkan kepadaku.

Ini semakin memperkuat kita, bahwa meskipun Rasulullah sudah tiada dan meninggal, dia tetap secara rohani menyaksikan siapa di antara umatnya yang paling rajin mengingatnya, mencintainya, dan membacakan shalawat terhadapnya.

Ibnu Taimiyah berkata: 

“Shalawat yang paling sempurna adalah shalawat Ibrahimiyah,” yaitu yang sering kita baca ketika tahiyat: 

"Allahumma shalli ‘ala Muhammadin wa ‘ala aali Muhammad. Kama shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala aali Ibrahim. Wa baarik ‘ala Muhammadin wa ‘ala aali Muhammad. Kama baarakta ‘ala Ibrahim, wa ‘ala aali Ibrahim. Fil ‘alamina innaka hamiidun majid."

Inilah shalawat yang paling kuat, yang paling afdhal, menurut Ibnu Taimiyah. Karena itulah, Rasulullah mencontohkan bacaan ini. Shalawat terhadap Nabi akan memberikan dampak langsung kepada diri kita sendiri. Akan memberikan dampak pencerahan terhadap batin kita. Karena itu, pembacaan shalawat Nabi dengan cara penghayatan bagaimana nikmatnya shalawat itu, maka itu akan membekas di dalam batin kita. Perasaan jadi tenang, rindu kita kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Dan untuk itu, marilah kita bershalawat terhadap Rasulullah, kita lantunkan dengan suara dalam kita sendiri.

Ya abbazzahra … Melantunkan bait-bait ini adalah sama dengan shalawat Nabi. Bahkan suara batin kita sendiri yang kita suarakan terhadapnya, itu akan langsung menyentuh diri kita sendiri, dan insya Allah Rasulullah صلى الله عليه وسلم akan memberikan syafa’at nantinya ketika di akhirat. Marilah dengan penuh senang hati dan penuh rasa cinta kepada junjungan kita Rasulullah صلى الله عليه وسلم, kita memberikan shalawat terhadapnya. Semoga shalawat yang telah kita bacakan akan mendpatkan manfaat bagi diri kita sendiri, tentunya juga dengan mengenang Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Di dalam kitab-kitab kuning banyak sekali menganjurkan untuk kita membaca shalawat nabi. Bahkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: 

“Alangkah kikirnya umatku manakala namaku disebutkan, tapi tidak mengingat aku, tidak bershalawat terhadapku.”

(Bersambung .. إن شاء الله)
________________
Shared By: bicara.hidayah 2 ( .. buat diriku ..)
Bicara Hidayah - Bicara Hati ღ
☆ ☆ ☆ ☆

No comments:

Post a Comment