Beberapa
hari sebelum wafatnya Rasulullah SAW menziarahi pemakaman syuhada Uhud.
Di perjalanan pulang pipinya basah, ada air mata mengalir disana.
Sahabat-sahabatnya yang mendampingi pun bertanya :
”Mengapa engkau menangis ya Rasulullah?
”Aku merindukan saudara-saudaraku”.
Hal ini aneh. Bukankah beliau tidak memiliki saudara? Bukankah
orang-orang terdekatnya adalah sahabatnya? Dan sekarang mereka ada di
sampingnya? Lalu siapa yang beliau rindukan itu?
Merekapun tak kuasa bertanya lagi:
“Bukankah kami adalah saudara-saudaramu wahai Rasulullah?”.
“Kalian adalah para sahabatku. Sedang saudara-saudaraku adalah
orang-orang yang datang setelahku dan beriman walaupun mereka belum
pernah melihatku.”
”Sungguh..aku sangat merindukan mereka...maka aku menangis..”.
Betapa bahagianya jika kita termasuk yang dirindukannya.
Beliau merindukan kita..bahkan sampai tak kuasa menahan air mata karena rindunya.
Pernahkah kau mencintai seseorang sampai menangis karena merindukannya?
adakah rindumu kepada beliau demikian membahana?
Pernahkah kau menangis memikirkan besarnya cintanya untukmu?
Apakah selalu kau sisipkan ia yang merindukan dan begitu mencintaimu dido’a–do’a mu yang syahdu?
Adakah pernah bergemuruh dadamu saat melafalkan shalawat baginya?
Allahumma sholli ’ala sayyidina muhammad wa’ala alisayyidina Muhammad.
Wahai Rasulullah.. kami rindu padamu..
Beberapa
hari sebelum wafatnya Rasulullah SAW menziarahi pemakaman syuhada Uhud.
Di perjalanan pulang pipinya basah, ada air mata mengalir disana.
Sahabat-sahabatnya yang mendampingi pun bertanya :
”Mengapa engkau menangis ya Rasulullah?
”Aku merindukan saudara-saudaraku”.
Hal ini aneh. Bukankah beliau tidak memiliki saudara? Bukankah orang-orang terdekatnya adalah sahabatnya? Dan sekarang mereka ada di sampingnya? Lalu siapa yang beliau rindukan itu?
Merekapun tak kuasa bertanya lagi:
“Bukankah kami adalah saudara-saudaramu wahai Rasulullah?”.
“Kalian adalah para sahabatku. Sedang saudara-saudaraku adalah orang-orang yang datang setelahku dan beriman walaupun mereka belum pernah melihatku.”
”Sungguh..aku sangat merindukan mereka...maka aku menangis..”.
Betapa bahagianya jika kita termasuk yang dirindukannya.
Beliau merindukan kita..bahkan sampai tak kuasa menahan air mata karena rindunya.
Pernahkah kau mencintai seseorang sampai menangis karena merindukannya?
adakah rindumu kepada beliau demikian membahana?
Pernahkah kau menangis memikirkan besarnya cintanya untukmu?
Apakah selalu kau sisipkan ia yang merindukan dan begitu mencintaimu dido’a–do’a mu yang syahdu?
Adakah pernah bergemuruh dadamu saat melafalkan shalawat baginya?
Allahumma sholli ’ala sayyidina muhammad wa’ala alisayyidina Muhammad.
Wahai Rasulullah.. kami rindu padamu..
Sahabat-sahabatnya yang mendampingi pun bertanya :
”Mengapa engkau menangis ya Rasulullah?
”Aku merindukan saudara-saudaraku”.
Hal ini aneh. Bukankah beliau tidak memiliki saudara? Bukankah orang-orang terdekatnya adalah sahabatnya? Dan sekarang mereka ada di sampingnya? Lalu siapa yang beliau rindukan itu?
Merekapun tak kuasa bertanya lagi:
“Bukankah kami adalah saudara-saudaramu wahai Rasulullah?”.
“Kalian adalah para sahabatku. Sedang saudara-saudaraku adalah orang-orang yang datang setelahku dan beriman walaupun mereka belum pernah melihatku.”
”Sungguh..aku sangat merindukan mereka...maka aku menangis..”.
Betapa bahagianya jika kita termasuk yang dirindukannya.
Beliau merindukan kita..bahkan sampai tak kuasa menahan air mata karena rindunya.
Pernahkah kau mencintai seseorang sampai menangis karena merindukannya?
adakah rindumu kepada beliau demikian membahana?
Pernahkah kau menangis memikirkan besarnya cintanya untukmu?
Apakah selalu kau sisipkan ia yang merindukan dan begitu mencintaimu dido’a–do’a mu yang syahdu?
Adakah pernah bergemuruh dadamu saat melafalkan shalawat baginya?
Allahumma sholli ’ala sayyidina muhammad wa’ala alisayyidina Muhammad.
Wahai Rasulullah.. kami rindu padamu..
No comments:
Post a Comment