PENYUSUNAN ALLAH MEMANG INDAH
Nabi Ibrahim ‘alaihisallam bapak para nabi ini memiliki segudang kisah inspiratif yang mengandung jutaan hikmah didalamnya.
Gelar bapak para nabi ini dimulai ketika Ibrahim ‘alaihisallam ingin memiliki keturunan. Kisahnya bermula ketika Ibrahim ‘alaihisallam menikahi anak pamannya nan cantik jelita, Sarah.
Di usia pernikahannya yang sudah cukup lama, Ibrahim ‘alaihisallam dan Sarah masih belum dikaruniai seorang anak. Keinginan memiliki keturunan ini begitu menggebu-gebu. Tak heran. Setiap pasangan pasti ingin memiliki keturunan yang akan melanjutkan perjuangan dakwahnya. Ibrahim ‘alaihisallam dan Sarah hanya bisa pasrah. Karena bagaimanapun di atas sana ada Dzat Yang Maha Segalanya. Ibrahim ‘alaihisallam dan Sarah menganggap ini sebagai ujian di dalam pernikahan mereka.
Suatu hari, Ibrahim dan Sarah hijrah ke Mesir. Kala itu, Mesir dipimpin oleh raja yang zalim yang hobinya mengoleksi wanita. Kedatangan Ibrahim ‘alaihisallam dan Sarah tercium oleh sang raja. Terlebih kecantikan Sarah yang membuat sang raja ingin memilkinya. Sang raja pun memaksa Ibrahim menyerahkan Sarah. Ujian kembali menimpa Ibrahim ‘alaihisallam. Kedatangan pertamanya ke Mesir harus disambut dengan perlakuan tak pantas seorang raja. Sarah pun berdoa. Ketika itu sang raja merasa lehernya tiba-tiba tercekik. Merasa ketakutan, akhirnya Ibrahim ‘alaihisallam dan Sarah diminta pergi oleh raja. Sebelum pergi, raja memberikan seorang hamba sahaya kepada mereka. Namanya Hajar.
Doa Ibrahim pun terjawab, dari pernikahannya dengan Hajar, lahirlah seorang anak tampan bernama Ismail. Memang sekilas menyedihkan bagi Sarah. Anak pertama Ibrahim ‘alaihisallam bukan berasal dari dirinya. Sarah pun ingin mempunyai anak. Tapi kisahnya tak berhenti sampai di situ. Tak lama kemudian, Allah mengaruniai anak dari Sarah. Anak itu diberi nama Ishaq. Kedua putra Ibrahim ini diutus menjadi nabi, pembawa risalah Islam. Doa Ibrahim dan Sarah terjawab sudah.
Skenario (Penyusunan) Allah memang indah ..
“Barang siapa yang tidak ridha terhadap ketentuan-Ku, dan tidak sabar atas musibah dari-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berbahagialah menjadi seorang Muslim. Di saat cobaan datang bertubi-tubi, seorang Muslim diajarkan bagaimana mengelola hati sehingga hatinya tetap sabar dan yakin akan hadirnya sentuhan Allah Maha Pencipta. Di saat nikmat turun dari langit, seorang Muslim diajarkan bagaimana menata hati sehingga hatinya senantiasa bersyukur dan menepis jauh kemungkinan munculnya dengki.
Terkadang kita selalu berpikir, mengapa seringkali terjadi hal-hal yang tak sesuai dengan harapan kita. Plot cerita yang telah dirancang sebelumnya seringkali tidak berjalan mulus dikarenakan hadirnya hal-hal di luar kendali kita. Tak jarang diri ini tak kuasa menahan emosi yang muncul. Tapi di situlah letak nikmat dari ujiannya.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Jika kita yakin bahwa semua skenario ini telah dirancang dengan rapi oleh Allah, Pentadbir Alam Semesta, maka tak perlu takut, tersenyumlah.
Jika kita tahu bahwa Allah tak akan pernah menzhalimi hamba-hamba-Nya, maka tak usah gelisah, tersenyumlah.
Jika kita faham dan yakin bahwa hanya Allah yang mengetahui apa yang baik untuk kita, maka tak perlu risau, tersenyumlah.
Jika kita mengerti bahwa skenario Allah itu adalah skenario yang paling indah, maka tak usah gundah, tersenyumlah.
Ketika Allah sedang menyulam kehidupan hamba-Nya, tak perlu Allah mengungkap rencana-Nya, karena Allah ingin semua terasa indah pada waktunya. Allah ingin melihat hamba-Nya gigih dalam menjalani prosesnya. Allah ingin melihat hamba-Nya bercucuran air mata, bersimpuh di malam hari menghadap-Nya. Allah ingin melihat tegarnya dada hamba-Nya, bersabar dalam menerima cobaanya. Allah ingin melihat senyum dan ucapan syukur keluar dari mulut hamba-Nya tatkala Allah merealisasikan doa hamba-Nya dan rencana terbaik-Nya.
Ruang lingkup penglihatan Allah sangat sangat jauh bila dibandingkan dengan ruang lingkup penglihatan hamba-Nya. Ibarat seseorang yang melihat dari dalam lubang, dan seorang yang lain melihat dari atas menara. Maka, seseorang yang melihat dari atas menara jangkauan pandangannya akan lebih luas dari jangkauan pandangan seseorang yang melihat dari lubang.
Oleh karena itu, wajar jika banyak keputusan Allah yang berbeda dari keinginan kita. Karena Allah melihat dari sudut pandang yang luas. Mempertimbangkan berbagai macam pertimbangan, merencanakan sesuatu dari data yang lebih lengkap. Tak pantas bila kita menyalahkan skenario yang Allah buat.
Allah telah merancang skenario yang sempurna. Terkadang Allah menyembunyikan mutiara yang indah di balik sebuah kotak yang terlihat kusam. Kita tak bisa dengan mudahnya menyalahkan setiap kejadian buruk di hadapan, karena siapa tau kejadian yang indah sedang menunggu selangkah dua langkah di depan kejadian buruk yang menimpa kita itu. SEMUA AKAN INDAH PADA WAKTUNYA.
_________
Shared By Bicara Hidayah
Kredit: EraMuslim
Suntingan Bicara Hidayah
Judul Asal: Skenario Allah memang indah
blog saya satu lagi boleh dilawati : http://jasminshahab205.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment