Pages

12 July 2014

BACA SAMPAI HABIS, BODOHNYA KITA SELAMA INI, BUTA BUTA KENA TIPU....

share dari link fb ~Rahsia Hawa



BACA SAMPAI HABIS, BODOHNYA KITA SELAMA INI, BUTA BUTA KENA TIPU.... 


Kebijaksanaan Yahudi Menipu Kita!...


Bijak sungguh yahudi memperdayakan kita umat Islam, mereka suruh kita minum susu lembu buatan mereka, tapi mereka minum susu kambing, mereka minum apa yang diminum oleh Nabi kita Muhammad SAW. Mengapa kita tidak ikut nabi kita, kita ikut orang yahudi tapi ternyata mereka mengikut apa yg nabi kita makan dan minum.



Teruskan membongkar kebijaksanaan yahudi menipu umat Islam... Kata-katanya ini adalah bertepatan dengan hadis Rasullulah: "Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu.. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutnya dalam perkara-perkara kecil"


Antara 'barangan mereka' yang telah dijadikan ikutan oleh kebanyakan dari kita.


1. Kita diajar dalam buku biologi, buku pemakanan (kajian dan terbitan para kafir ni) bahawa kalau nak dapat vitamin B dan kalau nak tambah darah kita kena makan hati haiwan dan hati ayam tetapi sebenarnya Nabi kita tidak menggalakkan pemakanan organ dalaman. Nak ikut kafir ke nak ikut nabi kita? Sebenarnya makan hati ayam dapat melembabkan otak kita sbb hati merupakan organ dimana semua toksin akan dikumpulkan dan dineutralkan. so kepekatan toksin adalah tinggi di hati ayam. makanlah kita toksin tersebut serta bengaplah otak kita umat Islam sebab percaya buku sains keluaran kafir ini.


2. Kita diajar dalam sains bahawa kopi tidak bagus untuk kesihatan. Namun sebenarnya kopi adalah antara minuman kegemaran Nabi kita selain susu dan madu. Cuba tengok Yahudi, mereka minum kopi, Starbuck. Profesor di UK yang Yahudi semua ada segelas kopi dit tangan mereka.


3. Kita diajar memakan kambing tinggi kolesterol, namun kambing juga adalah makanan Nabi kita. Seolah-olah buku sains ni nak merendahkan pemakanan Nabi kita. Sebenarnya daging kambing adalah daging paling kurang kolesterol.


4. Kita diajar bahawa makan McDonalds adalah bagus, namun sebenarnya McDonalds adalah makanan yang sangat tinggi MSG dan kolesterolnya dan paling banyak lemak tepu trans.


5. Para kafir ni juga menggalakkan kita minum dan makan makanan yang langsung tak berkhasiat , contohnya coke dan maggi . Coke tu sangatlah beracun, pastu sangat tidak bagus untuk kesihatan (gula tinggi, berasid, pH dalam lingkungan 3.5, ada racun tersembunyi) . Dan para Melayu kita juga yang ketagih minum.


6 . Untuk pengetahuan, para kafir agen dajjal ni gak mengwar-warkan kebaikan minum soya (sebab USA merupakan pengeluar soya terbesar), namun sebenarnya soya dapat melemahkan kejantanan lelaki dan mengurangkan kesuburan lelaki dan perempuan. selain itu juga soya dapat meningkatkan risiko kanser payudara, kanser ovari, kanser prostat, serta melemahkan otak dan tulang sbb dalam soya ada hormon estrogen yang sama dgn estrogen kat wani ta. pastu soya ada phytic acd yang membuatkan penyerapan kalsium, magnesium dan zinc yang penting untuk badan kita terjejas.


Secara kesimpulannya para kafir ajen Al-Masih Dajjal ni bukan setakat melemahkan kita dari segi lain namun secara pemakanan kita jua. HATI-HATI kawan!


SHARE jika anda suka dengan artikel ini

blog saya satu lagi boleh dilawati :  http://jasminshahab205.blogspot.com/  

10 July 2014

AKTIF MENYONGSONG HIDAYAH ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA

share dari link fb ~Bicara Hidayah

AKTIF MENYONGSONG HIDAYAH ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA

Segala puji bagi Allah, ternyata Rahmat dan Kasih sayang Allah kepada makhluq-Nya lebih mulia dan lebih tinggi dari sekedar nikmat-nikmat materi yang melimpah ruah dimana-mana. Sungguh nikmat materi telah tergelar sepanjang masa, namun nikmat imateri, nikmat kebahagiaan jiwa, nikmat HIDAYAH, hanya Allah berikan kepada hamba-hamba yang selalu aktif mendekat kepada-Nya.

Segala puji bagi Allah, marilah kita menyadari bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah menyusun sel-sel tubuh kita dan berkenan memasukkan ruh ke dalam jasad kita, dan Allah pula yang memperkenankan jiwa dan raga kita tumbuh leluasa dan nyaman di muka bumi. Dan marilah kita menghitung-hitung kekufuran kita kepada Allah, berapa lama kita telah melupakan petunjuk Allah, sehingga kita tersesat bergelimang dosa, bahkan mungkin kita telah membuta tuli dan bahkan tidak lagi mengenal Allah subhanahu wa ta’ala.

Sebagai manusia yang sangat banyak melakukan perbuatan dosa, marilah kita tidak berputus asa dari ampunan dan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala. Perlu manusia sadari, sungguh Allah tidak pernah butuh kepada manusia, namun Allah sungguh sangat pengampun dan penyayang.

Bila manusia mau menerima petunjuk Allah, itu memang sudah sewajarnya harus begitu, karena Dia Allah Tuhan yang telah menciptakan semesta Alam dan sangat memahami seluruh sifat dan seluk beluk seluruh ciptaan-Nya. Bila manusia mengingkari petunjuk Allah itu adalah sebuah kesombongan yang sangat luar biasa.

Bila manusia mau menerima petunjuk Allah maka, ketenteraman, keselamatan, kebahagiaan, ampunan dan rahmat Allah akan tercurah melimpah kepadanya, sebaliknya jika manusia mengingkari petunjuk Allah, maka hanya akan menghasilkan kenikmatan sementara dan disusul dengan kesengsaraan yang kekal.

BERTAUBAT JALAN PINTAS PARA AHLI DOSA UNTUK MENDAPAT HIDAYAH ALLAH

Allah tidak membebani para Nabi dan Rasul dan para da’i untuk selalu sukses dengan disambut gegap gempita penuh ketaatan umat manusia, namun mereka hanyalah diutus menyampaikan, namun kemahuan manusia untuk percaya dan mengikuti para Nabi, Rasul dan para da’i, semua tergantung pada masing-masing individu yang mendapatkan dakwahnya.

Di dalam lingkungan yang penuh dengan manusia-manusia pecandu dosa, dan sulit keluar dari budaya kecanduan berbuat dosa, dapat dipastikan para Nabi dan Rasul akan mendapatkan penentangan yang luar biasa, sebaliknya di tempat-tempat manusia yang masih berbudaya fitrah, maka dakwah Nabi dan Rasul akan mendapatkan tempat yang sangat dimuliakan. Demikian pula Dakwah Rasulullah Muhammad salalllahu ‘alaihi wasallam di awal dakwah baginda, begitu kontras antara dakwah di kota Makkah dan di kota Yastrib (Madinah).

Allah menghibur Rasulullah Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam, agar terus dan terus menyampaikan dakwah, dan Allah memberi tahu bukan hak para Nabi untuk memberi petunjuk. Namun sungguh Allah Maha Lembut dan Maha Adil, Allah Maha mengetahui hati setiap manusia, siapa yang bangga diri dengan segala apa yang ada dalam dirinya kemudian bersombong kepada Allah, dan siapa yang mau merendahkan diri dihadapan Allah mengakui kelemahan dirinya dan berharap mendapatkan ampunan dan kemurahan Allah subhanahu wa ta’ala.

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (Al Qasas: 56)

Allah Maha Mengetahui manusia-manusia yang terlalu percaya diri dengan dirinya dan merasa tidak butuh kepada Allah, atau bahkan mereka rela untuk terus menerus menyembah selain Allah. Namun Allah juga Maha Mengetahui orang-orang yang sadar akan kelemahan dirinya dan kemudian menyesali diri, dan kemudian mau merendahkan diri kepada Allah dan memohon ampun kepada Allah agar Allah mengampuninya dan menunjuki mereka.

:::: "Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (Asy Syura: 13)

Selama manusia masih terus merasa senang dengan menyekutukan Allah, dan terus menerus merasa mendapat keuntungan dengan menyekutukan Allah, maka Allah berlepas diri dari mereka. Dan Allah juga Maha mengetahui orang-orang yang mau melepaskan diri dari menyekutukan Allah dan kemudian ikhlas menempuh jalan TAUHID, berserah diri hanya kepada Allah , tanpa menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Allah Maha Mengetahui hati orang-orang yang mau bertaubat dan kembali kepada jalan TAUHID, jalan menyembah hanya kepada Allah .

:::: “Orang-orang kafir berkata:”Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mu’jizat) dari Tuhannya” Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya,” (Ar Rad: 27)

Manusia perlu menyadari bahwa Jalan Allah adalah jalan Haq, jalan yang benar, jangan pernah manusia merasa hebat dengan dirinya dan merasa sombong, bahkan bersombong kepada Allah Tuhan pencipta semesta Alam. Manusia sangat membutuhkan kekuatan untuk menempuh jalan kebenaran tersebut. Dan HIDAYAH atau petunjuk Allah merupakan kekuatan hati yang sangat luar biasa yang menjadikan manusia sangat ringan dalam jalan Haq, jalan yang diridhai Allah subhanahu wa ta’ala.

ALLAH MENCINTAI HAMBA-HAMBA YANG MAU BERTAUBAT

Manusia perlu meluaskan wawasan pikiran dan hatinya, siapakah sebenarnya diri-diri meraka dan siapa pula Allah subhanahu wa ta’ala, Tuhan Pencipta dan Pemilik semesta Alam. Tuhan yang Maha Mengetahui yang Ghaib dan yang Nyata, Tuhan Yang mengetahui yang Lahir dan yang Batin. Tuhan yang Maha Lembut, Segala puji hanya bagi Allah.

Allah Maha mengetahui bisikan hati hamba-hamba-Nya, siapakah diantara mereka yang sombong diri dan bangga diri dan siapa pula yang merendahkan diri dihadapan Allah dan penuh kesadaran menyungkur sujud menangis dan bertaubat akan segala dosa-dosanya kepada Allah dan sungguh-sungguh berharap ampunan dari-Nya.

:::: “Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman; sesungguhnya Tuhan kamu, sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al A’raf: 153)

:::: “Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat.” (Al Isra’: 25)

:::: “Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” (Toha: 82)

:::: “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan.Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Furqan: 70)

:::: “Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.” (Al Furqan: 71)

Segala puji hanya bagi Allah, semoga semua manusia mau menerima petunjuk Allah , Al-Qur’an dan As-Sunnah dan mau menekuni keduanya, dan selamat bahagia di dunia dan di akherat.

Segala puji bagi Allah, semoga Allah memperkenankan kita semua untuk menghuni surganya di akherat kelak, dan kita senantiasa diberi keselamatan, kebahagiaan, ketentraman, ampunan, kasih sayang dan ridha Allah di alam manapun kita berada. Aamiien. Wallahu a’lam.
______
Shared by Bicara Hidayah
Kredit: Majlis Tafsir AlQur’an (MTA) dengan suntingan
 

blog saya satu lagi boleh dilawati :  http://jasminshahab205.blogspot.com/  

KEK GULA HANGUS BERSARANG SEMUT

share dari link fb ~Ida Shahida

DALAM SEMUA SEMUA RESEPI SAYA NI.....KEK SARANG SEMUT INI LAH YANG MENJADI JUARANYA........TENGOKLAH DAH BERAPA RIBU ORG YANG SHARE.....KLU BUAT GERENTI JADIK DAN SEDAP!!!

mesti ramai yg suka makan kek ni kannn.... cuba buat!! mudah je...saper saper pun mesti boleh buat sebab dah ribuan org yg buat guna resepi nie semua menjadi.....malah sedap lazat nikmat lg...

KEK GULA HANGUS BERSARANG SEMUT

1 cwn gula
1 cwn air panas
2 sd besar mentega

* Gula digoreng dgn api sederhana besar. Bila gula dah agak cair masukkan air panas(Bab ni kena hati2 sikit tau! Nanti dia meletop letop. Apa pun tutup api & cepat2 masukkan air panas tadi sambil standby pegang penutup kuali... Lepas tu masukkan mentega kacau sampai mentega tu cair. Ketepikan.

4 bijik telor
1 cwn susu pekat
1 cwn tepung gandum
2 sd kecil soda bikarbonat
1 sd kecil esen vanila

Cara2:-
Pukul telor sampai kembang & pekat.
Masukkan susu pekat - Mixer hingga rata
Masukkan tepung & soda bikarbonat yg diayak terdahulu.
Tuang kan esen vanila
last kekali, masukkan gula hangus tadi.

Perap adunan ini selama 3 hingga 4 jam (Bertutup) Untuk mendapatkan sarang yang cantik.

Dibakar selama 60 mnt suhu oven 160%C api bawah sahaja. Balance terakhir 11 minit tu pulak api atas & bawah.
atau
kukus selama satu jam atau sampai masak

**tips:
1. gula tu boleh dikacau, biarkan atas kuali gunakan senduk kacau pun boleh biarkan sampai gelap, jgn risau, rasa dia akan sedap rasa gula dah hangus mcm rasa coklat. warna dia akan hitam. kalau nak lagi hitam, tambahkan camca kecik koko campur air panas sikit dan tuang, lagi sedap rasa dia...

2. PERHATIAN pukul telur jgn lama....dia akan keringkan kek, pukul sekadar telur kuning pecah n rata dah mencukupi

masa masukkan susu dan tepung pun mesti kacau sekejap je sebab hasilnya nanti kek akan lembab n lembut....

3.lagi satu tip ialah aluminium foil mesti di gunakan untuk tutup loyang kek tu sebab hasilnya kek anda akan lebih cantik daripada di letakkan kain pada sekeliling tudung pengukus tu....( tapi kalau tak de aluminium foil, mesti kena tutup tudung pengukus tu dengan kain disekelilingnya)

blog saya satu lagi boleh dilawati :  http://jasminshahab205.blogspot.com/

Resepi Berbuka : Murtabak Daging Mini

share dari link fb ~ Aneka Resepi Raya

Resepi Berbuka : Murtabak Daging Mini

Bahan-Bahan :
2 cawan daging cincang (ayam/daging)
1 cawan kentang - dipotong dadu
2 biji bawang kuning(holland) - dipotong dadu
1 biji bawang - dihiris
1 sudu kecil serbuk lada hitam
1 paket kecil serbuk kari daging Babas
Beberapa keping kulit popia (saiz besar)
3 biji telur
2-3 sudu besar tomato sos
1 biji lada merah - dicincang halus
1 biji lada hijau - dicincang halus
1 1/2 cawan air
2 sudu kecil perasa maggie 'cukup rasa'
Minyak untuk menumis


Cara-cara Menyediakan:
1. Tumis kan bawang holland hingga layu, setelah itu masukkan daging, kentang dan lada, tumis hingga garing.
2. Setelah garing masukkan Serbuk kari, perasa maggie, garam secukupnya dan serbuk lada hitam.
3. Biarkan sehingga pekat dan daging masak. Angkat dan biarkan sejuk sebelum membungkus.
4. Ambil 1 biji telur dan ambil putihnya sahaja untuk dijadikan gam.
5. Ambil 2 biji telur dan telur kuning yang dari lebihan tadi dan dipukul, setelah itu campurkan kedalam bekas yg mengandungi kari ayam tadi.
6. Ambil kulit popia, letakkan inti keatasnya dan dilipat persegi.
7. Bakar diatas kuali ‘non stick’ dengan menggunakan sedikit minyak, bakar lah sehingga kedua dua belah masak dan garing.



blog saya satu lagi boleh dilawati :  http://jasminshahab205.blogspot.com/

Nama-Nama Para Pejuang AHLUL BADR 313

share dari link fb ~Mahdafiqia Suryadi

Nama-Nama Para Pejuang AHLUL BADR 313, adalah Sebagai berikut :
1. Sayyiduna Muhammad Rasulullah s.a.w.
2. Abu Bakar as-Shiddiq r.a.
3. Umar bin al-Khattab r.a.
4. Utsman bin Affan r.a.
5. Ali bin Abu Tholib r.a.
6. Talhah bin ‘Ubaidillah r.a.
7. Bilal bin Rabbah r.a.
8. Hamzah bin Abdul Muttolib r.a.
9. Abdullah bin Jahsyi r.a.
10. Al-Zubair bin al-Awwam r.a.
11. Mus’ab bin Umair bin Hasyim r.a.
12. Abdur Rahman bin ‘Auf r.a.
13. Abdullah bin Mas’ud r.a.
14. Sa’ad bin Abi Waqqas r.a.
15. Abu Kabsyah al-Faris r.a.
16. Anasah al-Habsyi r.a.
17. Zaid bin Harithah al-Kalbi r.a.
18. Marthad bin Abi Marthad al-Ghanawi r.a.
19. Abu Marthad al-Ghanawi r.a.
20. Al-Husain bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
21. ‘Ubaidah bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
22. Al-Tufail bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
23. Mistah bin Usasah bin ‘Ubbad bin Abdul Muttolib r.a.
24. Abu Huzaifah bin ‘Utbah bin Rabi’ah r.a.
25. Subaih (maula Abi ‘Asi bin Umaiyyah) r.a.
26. Salim (maula Abu Huzaifah) r.a.
27. Sinan bin Muhsin r.a.
28. ‘Ukasyah bin Muhsin r.a.
29. Sinan bin Abi Sinan r.a.
30. Abu Sinan bin Muhsin r.a.
31. Syuja’ bin Wahab r.a.
32. ‘Utbah bin Wahab r.a.
33. Yazid bin Ruqais r.a.
34. Muhriz bin Nadhlah r.a.
35. Rabi’ah bin Aksam r.a.
36. Thaqfu bin Amir r.a.
37. Malik bin Amir r.a.
38. Mudlij bin Amir r.a.
39. Abu Makhsyi Suwaid bin Makhsyi al-To’i r.a.
40. ‘Utbah bin Ghazwan r.a.
41. Khabbab (maula ‘Utbah bin Ghazwan) r.a.
42. Hathib bin Abi Balta’ah al-Lakhmi r.a.
43. Sa’ad al-Kalbi (maula Hathib) r.a.
44. Suwaibit bin Sa’ad bin Harmalah r.a.
45. Umair bin Abi Waqqas r.a.
46. Al-Miqdad bin ‘Amru r.a.
47. Mas’ud bin Rabi’ah r.a.
48. Zus Syimalain Amru bin Amru r.a.
49. Khabbab bin al-Arat al-Tamimi r.a.
50. Amir bin Fuhairah r.a.
51. Suhaib bin Sinan r.a.
52. Abu Salamah bin Abdul Asad r.a.
53. Syammas bin Uthman r.a.
54. Al-Arqam bin Abi al-Arqam r.a.
55. Ammar bin Yasir r.a.
56. Mu’attib bin ‘Auf al-Khuza’i r.a.
57. Zaid bin al-Khattab r.a.
58. Amru bin Suraqah r.a.
59. Abdullah bin Suraqah r.a.
60. Sa’id bin Zaid bin Amru r.a.
61. Mihja bin Akk (maula Umar bin al-Khattab) r.a.
62. Waqid bin Abdullah al-Tamimi r.a.
63. Khauli bin Abi Khauli al-Ijli r.a.
64. Malik bin Abi Khauli al-Ijli r.a.
65. Amir bin Rabi’ah r.a.
66. Amir bin al-Bukair r.a.
67. Aqil bin al-Bukair r.a.
68. Khalid bin al-Bukair r.a.
69. Iyas bin al-Bukair r.a.
70. Uthman bin Maz’un r.a.
71. Qudamah bin Maz’un r.a.
72. Abdullah bin Maz’un r.a.
73. Al-Saib bin Uthman bin Maz’un r.a.
74. Ma’mar bin al-Harith r.a.
75. Khunais bin Huzafah r.a.
76. Abu Sabrah bin Abi Ruhm r.a.
77. Abdullah bin Makhramah r.a.
78. Abdullah bin Suhail bin Amru r.a.
79. Wahab bin Sa’ad bin Abi Sarah r.a.
80. Hatib bin Amru r.a.
81. Umair bin Auf r.a.
82. Sa’ad bin Khaulah r.a.
83. Abu Ubaidah Amir al-Jarah r.a.
84. Amru bin al-Harith r.a.
85. Suhail bin Wahab bin Rabi’ah r.a.
86. Safwan bin Wahab r.a.
87. Amru bin Abi Sarah bin Rabi’ah r.a.
88. Sa’ad bin Muaz r.a.
89. Amru bin Muaz r.a.
90. Al-Harith bin Aus r.a.
91. Al-Harith bin Anas r.a.
92. Sa’ad bin Zaid bin Malik r.a.
93. Salamah bin Salamah bin Waqsyi r.a.
94. ‘Ubbad bin Waqsyi r.a.
95. Salamah bin Thabit bin Waqsyi r.a.
96. Rafi’ bin Yazid bin Kurz r.a.
97. Al-Harith bin Khazamah bin ‘Adi r.a.
98. Muhammad bin Maslamah al-Khazraj r.a.
99. Salamah bin Aslam bin Harisy r.a.
100. Abul Haitham bin al-Tayyihan r.a.
101. ‘Ubaid bin Tayyihan r.a.
102. Abdullah bin Sahl r.a.
103. Qatadah bin Nu’man bin Zaid r.a.
104. Ubaid bin Aus r.a.
105. Nasr bin al-Harith bin ‘Abd r.a.
106. Mu’attib bin ‘Ubaid r.a.
107. Abdullah bin Tariq al-Ba’lawi r.a.
108. Mas’ud bin Sa’ad r.a.
109. Abu Absi Jabr bin Amru r.a.
110. Abu Burdah Hani’ bin Niyyar al-Ba’lawi r.a.
111. Asim bin Thabit bin Abi al-Aqlah r.a.
112. Mu’attib bin Qusyair bin Mulail r.a.
113. Abu Mulail bin al-Az’ar bin Zaid r.a.
114. Umair bin Mab’ad bin al-Az’ar r.a.
115. Sahl bin Hunaif bin Wahib r.a.
116. Abu Lubabah Basyir bin Abdul Munzir r.a.
117. Mubasyir bin Abdul Munzir r.a.
118. Rifa’ah bin Abdul Munzir r.a.
119. Sa’ad bin ‘Ubaid bin al-Nu’man r.a.
120. ‘Uwaim bin Sa’dah bin ‘Aisy r.a.
121. Rafi’ bin Anjadah r.a.
122. ‘Ubaidah bin Abi ‘Ubaid r.a.
123. Tha’labah bin Hatib r.a.
124. Unais bin Qatadah bin Rabi’ah r.a.
125. Ma’ni bin Adi al-Ba’lawi r.a.
126. Thabit bin Akhram al-Ba’lawi r.a.
127. Zaid bin Aslam bin Tha’labah al-Ba’lawi r.a.
128. Rib’ie bin Rafi’ al-Ba’lawi r.a.
129. Asim bin Adi al-Ba’lawi r.a.
130. Jubr bin ‘Atik r.a.
131. Malik bin Numailah al-Muzani r.a.
132. Al-Nu’man bin ‘Asr al-Ba’lawi r.a.
133. Abdullah bin Jubair r.a.
134. Asim bin Qais bin Thabit r.a.
135. Abu Dhayyah bin Thabit bin al-Nu’man r.a.
136. Abu Hayyah bin Thabit bin al-Nu’man r.a.
137. Salim bin Amir bin Thabit r.a.
138. Al-Harith bin al-Nu’man bin Umayyah r.a.
139. Khawwat bin Jubair bin al-Nu’man r.a.
140. Al-Munzir bin Muhammad bin ‘Uqbah r.a.
141. Abu ‘Uqail bin Abdullah bin Tha’labah r.a.
142. Sa’ad bin Khaithamah r.a.
143. Munzir bin Qudamah bin Arfajah r.a.
144. Tamim (maula Sa’ad bin Khaithamah) r.a.
145. Al-Harith bin Arfajah r.a.
146. Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair r.a.
147. Sa’ad bin al-Rabi’ bin Amru r.a.
148. Abdullah bin Rawahah r.a.
149. Khallad bin Suwaid bin Tha’labah r.a.
150. Basyir bin Sa’ad bin Tha’labah r.a.
151. Sima’ bin Sa’ad bin Tha’labah r.a.
152. Subai bin Qais bin ‘Isyah r.a.
153. ‘Ubbad bin Qais bin ‘Isyah r.a.
154. Abdullah bin Abbas r.a.
155. Yazid bin al-Harith bin Qais r.a.
156. Khubaib bin Isaf bin ‘Atabah r.a.
157. Abdullah bin Zaid bin Tha’labah r.a.
158. Huraith bin Zaid bin Tha’labah r.a.
159. Sufyan bin Bisyr bin Amru r.a.
160. Tamim bin Ya’ar bin Qais r.a.
161. Abdullah bin Umair r.a.
162. Zaid bin al-Marini bin Qais r.a.
163. Abdullah bin ‘Urfutah r.a.
164. Abdullah bin Rabi’ bin Qais r.a.
165. Abdullah bin Abdullah bin Ubai r.a.
166. Aus bin Khauli bin Abdullah r.a.
167. Zaid bin Wadi’ah bin Amru r.a.
168. ‘Uqbah bin Wahab bin Kaladah r.a.
169. Rifa’ah bin Amru bin Amru bin Zaid r.a.
170. Amir bin Salamah r.a.
171. Abu Khamishah Ma’bad bin Ubbad r.a.
172. Amir bin al-Bukair r.a.
173. Naufal bin Abdullah bin Nadhlah r.a.
174. ‘Utban bin Malik bin Amru bin al-Ajlan r.a.
175. ‘Ubadah bin al-Somit r.a.
176. Aus bin al-Somit r.a.
177. Al-Nu’man bin Malik bin Tha’labah r.a.
178. Thabit bin Huzal bin Amru bin Qarbus r.a.
179. Malik bin Dukhsyum bin Mirdhakhah r.a.
180. Al-Rabi’ bin Iyas bin Amru bin Ghanam r.a.
181. Waraqah bin Iyas bin Ghanam r.a.
182. Amru bin Iyas r.a.
183. Al-Mujazzar bin Ziyad bin Amru r.a.
184. ‘Ubadah bin al-Khasykhasy r.a.
185. Nahhab bin Tha’labah bin Khazamah r.a.
186. Abdullah bin Tha’labah bin Khazamah r.a.
187. Utbah bin Rabi’ah bin Khalid r.a.
188. Abu Dujanah Sima’ bin Kharasyah r.a.
189. Al-Munzir bin Amru bin Khunais r.a.
190. Abu Usaid bin Malik bin Rabi’ah r.a.
191. Malik bin Mas’ud bin al-Badan r.a.
192. Abu Rabbihi bin Haqqi bin Aus r.a.
193. Ka’ab bin Humar al-Juhani r.a.
194. Dhamrah bin Amru r.a.
195. Ziyad bin Amru r.a.
196. Basbas bin Amru r.a.
197. Abdullah bin Amir al-Ba’lawi r.a.
198. Khirasy bin al-Shimmah bin Amru r.a.
199. Al-Hubab bin al-Munzir bin al-Jamuh r.a.
200. Umair bin al-Humam bin al-Jamuh r.a.
201. Tamim (maula Khirasy bin al-Shimmah) r.a.
202. Abdullah bin Amru bin Haram r.a.
203. Muaz bin Amru bin al-Jamuh r.a.
204. Mu’awwiz bin Amru bin al-Jamuh r.a.
205. Khallad bin Amru bin al-Jamuh r.a.
206. ‘Uqbah bin Amir bin Nabi bin Zaid r.a.
207. Hubaib bin Aswad r.a.
208. Thabit bin al-Jiz’i r.a.
209. Umair bin al-Harith bin Labdah r.a.
210. Basyir bin al-Barra’ bin Ma’mur r.a.
211. Al-Tufail bin al-Nu’man bin Khansa’ r.a.
212. Sinan bin Saifi bin Sakhr bin Khansa’ r.a.
213. Abdullah bin al-Jaddi bin Qais r.a.
214. Atabah bin Abdullah bin Sakhr r.a.
215. Jabbar bin Umaiyah bin Sakhr r.a.
216. Kharijah bin Humayyir al-Asyja’i r.a.
217. Abdullah bin Humayyir al-Asyja’i r.a.
218. Yazid bin al-Munzir bin Sahr r.a.
219. Ma’qil bin al-Munzir bin Sahr r.a.
220. Abdullah bin al-Nu’man bin Baldumah r.a.
221. Al-Dhahlak bin Harithah bin Zaid r.a.
222. Sawad bin Razni bin Zaid r.a.
223. Ma’bad bin Qais bin Sakhr bin Haram r.a.
224. Abdullah bin Qais bin Sakhr bin Haram r.a.
225. Abdullah bin Abdi Manaf r.a.
226. Jabir bin Abdullah bin Riab r.a.
227. Khulaidah bin Qais bin al-Nu’man r.a.
228. An-Nu’man bin Yasar r.a.
229. Abu al-Munzir Yazid bin Amir r.a.
230. Qutbah bin Amir bin Hadidah r.a.
231. Sulaim bin Amru bin Hadidah r.a.
232. Antarah (maula Qutbah bin Amir) r.a.
233. Abbas bin Amir bin Adi r.a.
234. Abul Yasar Ka’ab bin Amru bin Abbad r.a.
235. Sahl bin Qais bin Abi Ka’ab bin al-Qais r.a.
236. Amru bin Talqi bin Zaid bin Umaiyah r.a.
237. Muaz bin Jabal bin Amru bin Aus r.a.
238. Qais bin Mihshan bin Khalid r.a.
239. Abu Khalid al-Harith bin Qais bin Khalid r.a.
240. Jubair bin Iyas bin Khalid r.a.
241. Abu Ubadah Sa’ad bin Uthman r.a.
242. ‘Uqbah bin Uthman bin Khaladah r.a.
243. Ubadah bin Qais bin Amir bin Khalid r.a.
244. As’ad bin Yazid bin al-Fakih r.a.
245. Al-Fakih bin Bisyr r.a.
246. Zakwan bin Abdu Qais bin Khaladah r.a.
247. Muaz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah r.a.
248. Aiz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah r.a.
249. Mas’ud bin Qais bin Khaladah r.a.
250. Rifa’ah bin Rafi’ bin al-Ajalan r.a.
251. Khallad bin Rafi’ bin al-Ajalan r.a.
252. Ubaid bin Yazid bin Amir bin al-Ajalan r.a.
253. Ziyad bin Lubaid bin Tha’labah r.a.
254. Khalid bin Qais bin al-Ajalan r.a.
255. Rujailah bin Tha’labah bin Khalid r.a.
256. Atiyyah bin Nuwairah bin Amir r.a.
257. Khalifah bin Adi bin Amru r.a.
258. Rafi’ bin al-Mu’alla bin Luzan r.a.
259. Abu Ayyub bin Khalid al-Ansari r.a.
260. Thabit bin Khalid bin al-Nu’man r.a.
261. ‘Umarah bin Hazmi bin Zaid r.a.
262. Suraqah bin Ka’ab bin Abdul Uzza r.a.
263. Suhail bin Rafi’ bin Abi Amru r.a.
264. Adi bin Abi al-Zaghba’ al-Juhani r.a.
265. Mas’ud bin Aus bin Zaid r.a.
266. Abu Khuzaimah bin Aus bin Zaid r.a.
267. Rafi’ bin al-Harith bin Sawad bin Zaid r.a.
268. Auf bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
269. Mu’awwaz bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
270. Muaz bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
271. An-Nu’man bin Amru bin Rifa’ah r.a.
272. Abdullah bin Qais bin Khalid r.a.
273. Wadi’ah bin Amru al-Juhani r.a.
274. Ishmah al-Asyja’i r.a.
275. Thabit bin Amru bin Zaid bin Adi r.a.
276. Sahl bin ‘Atik bin al-Nu’man r.a.
277. Tha’labah bin Amru bin Mihshan r.a.
278. Al-Harith bin al-Shimmah bin Amru r.a.
279. Ubai bin Ka’ab bin Qais r.a.
280. Anas bin Muaz bin Anas bin Qais r.a.
281. Aus bin Thabit bin al-Munzir bin Haram r.a.
282. Abu Syeikh bin Ubai bin Thabit r.a.
283. Abu Tolhah bin Zaid bin Sahl r.a.
284. Abu Syeikh Ubai bin Thabit r.a.
285. Harithah bin Suraqah bin al-Harith r.a.
286. Amru bin Tha’labah bin Wahb bin Adi r.a.
287. Salit bin Qais bin Amru bin ‘Atik r.a.
288. Abu Salit bin Usairah bin Amru r.a.
289. Thabit bin Khansa’ bin Amru bin Malik r.a.
290. Amir bin Umaiyyah bin Zaid r.a.
291. Muhriz bin Amir bin Malik r.a.
292. Sawad bin Ghaziyyah r.a.
293. Abu Zaid Qais bin Sakan r.a.
294. Abul A’war bin al-Harith bin Zalim r.a.
295. Sulaim bin Milhan r.a.
296. Haram bin Milhan r.a.
297. Qais bin Abi Sha’sha’ah r.a.
298. Abdullah bin Ka’ab bin Amru r.a.
299. ‘Ishmah al-Asadi r.a.
300. Abu Daud Umair bin Amir bin Malik r.a.
301. Suraqah bin Amru bin ‘Atiyyah r.a.
302. Qais bin Mukhallad bin Tha’labah r.a.
303. Al-Nu’man bin Abdi Amru bin Mas’ud r.a.
304. Al-Dhahhak bin Abdi Amru r.a.
305. Sulaim bin al-Harith bin Tha’labah r.a.
306. Jabir bin Khalid bin Mas’ud r.a.
307. Sa’ad bin Suhail bin Abdul Asyhal r.a.
308. Ka’ab bin Zaid bin Qais r.a.
309. Bujir bin Abi Bujir al-Abbasi r.a.
310. ‘Itban bin Malik bin Amru al-Ajalan r.a.
311. ‘Ismah bin al-Hushain bin Wabarah r.a.
312. Hilal bin al-Mu’alla al-Khazraj r.a.
313. Oleh bin Syuqrat r.a. (khadam Nabi s.a.w.)



blog saya satu lagi boleh dilawati :  http://jasminshahab205.blogspot.com/

09 July 2014

Jika dia adalah pilihan-Mu, Datang atas redha-Mu,...




Ya Allah..

Kirimkanlah dia untukku..

Dia yang menenangkan hatiku..

Dia yang selalu menjaga keimananku..

Dia yang selalu mengingatkan solat kepadaku..


Dia yang selalu mengajariku bagaimana aku harus bersabar..

Dia yang membuatku menangis karena takut kepada-Mu..

Dia yang Menjaga Agama-Mu..

Dia yang selalu berdoa untuk keluarganya..

Dia yang selalu taat kepada ayah ibunya.,..

Dia yang tak pernah meninggalkan sholat..

Dia yang selalu berbicara sopan..

Dia yang selalu bijaksana..


Jika dia adalah pilihan-Mu,

Datang atas redha-Mu,

Yang akan mampu mendekatkan cintaku pada-Mu,

Maka, satukan hatinya dan hatiku.

Dalam janji ikatan suci,

Bersama ijab dihadapan wali dan saksi..


Aamiin Ya Allah Ya Rabbal ‘Alamin




blog saya satu lagi boleh dilawati :  http://jasminshahab205.blogspot.com/